Mengidentifikasi aspek lingkungan ekonomi, pola konsumsi, dan perkembangan pasar global


TUGAS 1 SOFTSKILL
Mnj.Pemasaran Era Rev.Industri


Nama               : Ova Dwi Gunawan
NPM               : 15216700
Kelas               : 4EA25
Absen NPM    : Genap

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma




Soal :
Mengidentifikasi aspek lingkungan ekonomi, pola konsumsi, dan perkembangan pasar global!

Jawaban


BAB I
PENDAHULUAN

Ekonomi dunia berkembang pesat, dengan munculnya pasar global dan persaingan global dan integrasi ekonomi dunia. Perusahaan global adalah perusahaan yang beroperasi di lebih satu Negara dan mempunyai keunggulan R&D, produksi, logistik, pemasaran, dan keuangan yang tidak dimiliki oleh pesaing domestik murni. Untuk menjadi perusahaan global, maka keputusan utamanya adalah mengamati lingkungan ekonomi ataupun lingkungan pemasaran global. Setelah itu, perusahaan akan mampu untuk memutuskan apakah akan memasuki pasar global, pasar mana yang akan dimasuki, memutuskan cara memasuki pasar, memutuskan program pemasaran global dan perusahaan mampu memutuskan organisasi pemasaran global.

Lingkungan ekonomi  adalah faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pengeluaran konsumen. Pemasaran harus mampu mengawasi kencenderungan konsumen. Seperti tipe perekonomian, perubahan dalam pendapatan (distribusi pendapatan) dan perubahan pola pengeluaran konsumen. Mengamati lingkungan ekonomi global penting untuk mencermati situasi dan kondisi ekonomi dan sistem ekonomi dunia. Sehingga perusahaan mampu memahami dan mengelompokan usahanya dalam tahap-tahap pengembangan pasar. Karena, optimalisasi kekuatan dan kelemahan tidak menjamin perusahaan sukses. Maka dari itu, manajemen perlu antisipatif terhadap peluang dan ancaman lingkungan mikro maupun makro.



BAB II

PEMBAHASAN


A.      Ekonomi Dunia, Sistem Ekonomi, Dan Perkembangan Pasar
Globalisasi ekonomi yang melanda Indonesia secara cepat membuka cakrawala baru bagi manajemen perusahaan Indonesia, yang semula hanya tertuju ke lingkungan domestik, menjadi terbuka ke lingkungan global. Manajemen perusahaan dipaksa untuk mengikuti perlombaan dalam menghasilkan produk/jasa dengan mengikuti aturan-aturan tingkat dunia. Hal ini memaksa manajemen perusahaan mengubah prinsip-prinsip yang biasanya digunakan untuk menghasilkan produk bagi masyarakat.

Perkembangan Ekonomi International
Krisis ekonomi Asia yang berkepanjangan telah mengubah perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 1998 ketingkat yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Misalnya IMF, dalam World Economic Outlook edisi Mei 1998, merevisi kembali perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia menjadi sekitar 3 persen dari perkiraan 3,5 persen pada bulan Desember 1998 dan 4,25 persen pada bulan Oktober 1998. Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah akan terjadi pada negara-negara yang tahun ini masih mengalami krisis ekonomi, yaitu Indonesia, Korea, dan Thailand. Negara-negara ini akan mengalami penurunan yang tajam pada sisi permintaan domestik dan impornya. Pada skala yang lebih kecil, penurunan pertumbuhan juga akan terjadi pada Malaysia, Filipina, dan beberapa negara Asia Timur lainnya. Krisis ekonomi di beberapa negara Asia (Korea Selatan, Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Thailand) memberikan efek pada pasar komoditi dunia melalui beberapa saluran, seperti yang disampaikan dalam buletin Commodity Markets and The Developing Countries edisi Februari 1998 dari Bank Dunia. Pertama, harga-harga komoditi ekspor ke lima negara yang mengalami krisis akan turun dalam dollar AS karena adanya devaluasi. Kedua, pertumbuhan ekonomi yang melambat dan harga komoditi impor yang naik akan mengurangi permintaan akan impor. Ketiga, dua efek terdahulu akan memberikan pengaruh pula pada pertumbuhan ekonomi negara lain dengan besaran yang berbeda-beda. Keempat, harga komoditi yang turun pada pasaran dunia akan mengurangi pula pendapatan ekspor negara-negara lain.



1997
1998
Output Dunia
4,1
3,1
Kelompok Negara Maju
3,0
2,4
Amerika Serikat
3,8
2,9
Jepang
0,9
0,0
Jerman
2,2
2,5
Perancis
2,4
2,9
Itali
1,5
2,3
Inggeris
3,3
2,3
Kanada
3,8
3,2
Kelompok Negara Berkembang (Asia)
6,7
4,4
Bangladesh
5,5
5,2
China
8,8
7,0
India
5,6
5,2
Indonesia
5,0
-5,0
Malaysia
7,8
2,5
Pakistan
3,5
5,5
Filipina
5,1
2,5
Thailand
-0,4
-3,1
Vietnam
7,5
5,0


Komoditi pertanian merupakan komoditi yang banyak terpengaruh krisis ekonomiseperti karet alam, kayu tropis, dan padi. Indonesia, Thailand, Malaysiamerupakan negara penghasil dan eksportir sebagian besar komoditi tersebut. Sebagai contoh adalah meningkatnya ekspor beras Thailand sekitar 100 persen dalam bulan Januari 1998 dibanding bulan yang sama pada tahun 1997 sebagai akibat dari menurunnya harga beras ekspor sekitar 18 persen. Peningkatan ekspor beras Thailand ini mungkin akan   mengurangi peluang pasar ekspor Pakistan dan India.

Sistem Perekonomian Dunia
Di dalam sistem perekonomian dunia terbagi atas 3 jenis sistem yaitu, system perekonomian pasar ( liberalis/kapitalis ) , sistem perekonomian perencanaan ( etatisme ) , dan sistem perekonomian campuran.

Ø  Sistem Perekonomian Pasar ( liberalis/kapitalis )
Pengertian : Suatu sistem ekonomi yang memberikan kebebasan penuh kepada setiap individu untuk bersaing mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya. Dalam sistem ini peranan pemilik modal sangat dominan.

Ciri-ciri :
1.     Setiap individu bebas meiliki faktor-faktor produksi ( SDA , SDM , Sumber daya buatan = mesin-mesin , & enterpreneurship ).
2.          Setiap individu bebas memilih pekerjaan.
3.          Setiap individu bebas mengadakan perjanjian-perjanjian.
4.          Pemerintah secara tidak langsung mengatur kehidupan ekonomi.
Negara yang menganut :
Jepang , Amerika Serikat , Australia , dan lain-lain.

Ø  Sistem Perekonomian Perencanaan ( Etatisme )
Pengertian : Suatu sistem ekonomi yang dipegang dan dikuasai penuh oleh negara. Adapun maksud pemerintah menguasai perekonomian ini yaitu untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.

Ciri-ciri :
1.          Tidak adanya kebebasan bagi individu dalam berusaha.
2.          Perekonomian dikuasai dan diatur oleh pemerintah.
3.          Hak milik perorangan atas modal dan alat-alat produksi tidak diakui.
Negara yang menganut : RRC , Polandia , Rumania , dan lain-lain.

Ø  Sistem Perekonomian Campuran
Pengertian : Sistem ekonomi gabungan antara sistem ekonomi liberalisme dan sosialisme. Dalam sistem ini yang berperan ada 2 sektor yaitu negara dan swasta.  Sistem ini banyak dijumpai di negara-negara yang berkembang.

Ciri-ciri :
1.          Pemerintah aktif dalam kegiatan ekonomi.
2.          Negara menguasai cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak.
3.          Hak milik swasta atas alat-alat produksi.
 Negara yang menganut : Indonesia, Mesir , Malaysia , dan lain-lain.
Pasar
Etatisme/ Sosialisme
Campuran
KEPEMILIKKAN SUMBER DAYA
Swasta
Pemerintah
Pemerintah dan swasta
HARGA
Mekanisme Pasar
Pemerintah
Pemerintah bisa mengintervensi
PERSAINGAN
Terbuka / Bebas
Tertutup
Terbuka bagi industri swasta
KEPEMILIKKAN INDIVIDU
Ada
Tidak ada ( sangat kecil )
Ada













·      Perbedaan Antara Sistem Perekonomian Pasar , Sistem Perekonomian Etatisme , dan Sistem Perekonomian Campuran :
Jadi setiap negara yang mengunakan masing-masing sistem tersebut mempunyai dampak untuk negaranya masing-masing dan tentunya sistem tersebut digunakan untuk menjalankan perekonomian dengan baik sesuai dengan sistem yang dipakai di negaranya masing-masing.

B.       Pola Konsumsi
Pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup dalam pembangunan harus dilandasi dengan pendekatan pendayagunaan sumberdaya alam  dengan manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran masyarakat secara berkelanjutan. Pola konsumsi sumberdaya alam seharusnya memberi kesempatan dan peran-serta masyarakat serta memberdayakan masyarakat untuk dapat mengelola sumberdaya alam secara optimal dan lestari . Masih sangat terbatas kebijakan yang secara eksplisit mendorong pada pola produksi dan konsumsi yang optimal dan berkelanjutan. Selain itu, pola konsumsi yang dikaitkan dengan peningkatan gizi dan kesehatan masih merupakan masalah utama bagi Jawa Timur.
Dalam sebagian kehidupan masyarakat dan budaya perkotaan telah berkembang gaya hidup konsumtif, karena sebagian besar mereka tidak lagi mengkonsumsi berdasarkan nilai guna, nilai pakai, tetapi sesuatu yang hanya merupakan “simbol” di mana image atau citra menjadi sangat penting. Hal ini seiring dengan semakin pesatnya kemajuan dunia informasi dan komunikasi. Permasalahan Lingkungan seperti pencemaran, degradasi lahan kritis, dan kelangkaan sumberdaya alam akan cenderung berkembang sebagai dampak dari pola produksi/ industri dan konsumsi yang berlebihan.
Konsumsi energi meningkat sekitar 8% per tahun. Konsumen terbesar adalah sektor industri (4.9%). Transportasi membutuhkah 32% dan selebihnya adalah untuk kebutuhan rumah tangga.  Berubahnya struktur ekonomi dari pertanian ke industri dan meningkainya aktivitas ekonomi di pelbagai sektor kehidupan, mempengaruhi Iaju peningkatan konsumsi energi yang secara langsung juga akan meningkatkan emisinya. Untuk mencegah dan mengatasi dampak emisi ini pola konsumsi dan produksi sumberdaya energi perlu segera ditangani secara tepat dan cermat. Semakin terbatasnya ketersediaan sumberdaya air di Jawa Timur, maka pola konsumsi air harus mempertimbangkan sumberdaya air di masa mendatang. Bidang agrokompleks masih akan tetap menjadi konsumen terbesar. Walaupun demikian, di beberapa wilayah Jawa Timur, persaingan pemanfaatan sumberdaya air akan canderung menajam antara pertanian, industri dan rumah tangga.
Berdasarkan hal-hal di atas maka visi dalam pengendalian pola konsumsi adalah “Mendorong terwujudnya pola produksi dan pola konsumsi pangan, energi dan air,  di jawa Timur yang berkeadilan, berorientasi kesejahteraan masyarakat dan ramah lingkungan”. Sedangkan misi yang diemban adalah (1). Meningkatkan kepedulian seluruh masyarakat akan pola konsumsi pangan dan penganekaragamannya yang berorientasi pada ketersediaan gizi dan kelestarian lingkungan; (2) Mengintensifkan pendidikan hemat energi bagi masyarakat umum dengan jalan memberikan pengetahuan dasar pengelolaan energi, khuusnya bagi generasi muda, agar budaya hemat energi dapat tertanam sejak dini; dan (3) Mengkampanyekan pola produksi dan konsumsi sumberdaya air yang hemat dan ramah lingkungan hingga menjadi budaya masyarakat.

Beberapa program prioritas adalah sebagai berikut:
-              Pola Produksi dan Konsumsi Pangan, dan Kecukupan Gizi;
-              Pola Produksi dan Konsumsi Sumberdaya Energi; dan
-              Pola Produksi dan Konsumsi Sumberdaya Air.
  
C.      Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.


Neraca Pembayaran (Balance of Payment)
Neraca Pembayaran adalah catatan (dokumen) sistematis yang mengikhtisarkan seluruh transaksi ekonomi anta­ra penduduk (resident) suatu negara, dengan penduduk negana lain selama masa tertentu (1 tahun). Dan untuk menyusun neraca pembayaran luar negeri atau neraca pembayaran internasional, perlu dibedakan antara transaksi debit dengan transaksi kredit. 

- Transaksi Debit adalah transaksi yang menimbulkan bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain.
- Transaksi Kredit adalah transaksi yang menimbulkan bertambahnya hak bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk menerima pembayaran dari negara lain. 

Komponen Neraca Pembayaran
Berdasarkan Neraca pembayaran di atas, diketahui bahwa neraca tersebut dibagi ke dalam beberapa transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi ekonomi internasional (luar negeri) atau pos-pos dasar suatu negara dapat dibedakan sebagai berikut:
1.          Transaksi dagang (Trade account)
2.          Transaksi Pendapatan modal (income on investment)
3.          Transaksi-transaksi unilateral (Unilateral Transaction)
4.          Transaksi Penanaman Modal Langsung ( Direct Investment)
5.          Transaksi Utang-piutang jangka panjang (Long term Loan)
6.          Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short term capital)
7.          Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary acomodating)


D.      Pola Perdagangan
Perdagangan meliputi perdagangan barang atau jasa. Dalam dunia international, perdagangan barang atau jasa harus mematuhi kebijakan-kebijakan tertentu. Setiap Negara mempunyai kebijakan-kebijakan tersendiri untuk melindungi perekonomian dalam perdagangan international. Perdagangan international memungkinkan masuknya barang-barang dan jasa dari luar negeri ke dalam negeri.
Jika barang dan jasa dari luar negeri lebih diminati dari dalam negeri, maka hal tersebut akan berdampak buruk untuk perekonomian dalam negeri. Maka dari itu pentingnya  kebijakan perdagangan international dalam suatu Negara.

Macam- macam kebijakan  perdagangan international yang biasa dilakukan pemerintah:
-              Tarif atau bea masuk
Tarif adalah sejenis pajak yang dikenakan atas barang-barang yang diimpor. Tarif spesifik (Specific Tariffs) dikenakan sebagai beban tetap atas unit barang yang diimpor.
-              Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran sejumlah tertentu kepada perusahaan atau perseorangan yang menjual barang ke luar negeri, seperti tariff, subsidi ekspor dapat berbentuk spesifik (nilai tertentu per unit barang) atau Od Valorem (presentase dari nilai yang diekspor).
-              Pembatasan Impor
Pembatasan impor (Import Quota) merupakan pembatasan langsung atas jumlah barang yang boleh diimpor. 

-              Pengekangan Ekspor Sukarela
Bentuk lain dari pembatasan impor adalah pengekangan sukarela (Voluntary Export Restraint), yang juga dikenal dengan kesepakatan pengendalian sukarela (Voluntary Restraint Agreement = ERA).
-              Persyaratan Kandungan Lokal.
Persyaratan kandungan local (local content requirement) merupakan pengaturan yang mensyaratkan bahwa bagian-bagian tertentu dari unit-unit fisik, seperti kuota impor minyak AS ditahun 1960-an.
-          Subsidi Kredit Ekspor.
Subsidi kredit ekspor ini semacam subsidi ekspor, hanya saja wujudnya dalam pinjaman yang di subsidi kepada pembeli.
-              Pengendalian Pemerintah (National Procurement)
Pembelian-pembelian oleh pemerintah atau perusahaan-perusahaan yang diatur secara ketat dapat diarahkan pada barang-barang yang diproduksi di dalam negeri meskipun barang-barang tersebut lebih mahal daripada yang diimpor.

Dampak globalisasi terhadap perdagangan international
Dampak Positif :
Produksi global dapat ditingkatkan
1.          Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara.
2.          Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri.
3.          Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik.
4.          Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.

Dampak Negatif : 
1.       Karena perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang menjadi lebih bebas, sehingga dapat menghambat pertumbuhan sektor industri.
2.          Dapat memperburuk neraca pembayaran.
3.          Sektor keuangan semakin tidak stabil.
4.          Memperburuk proses pertumbuhan ekonomi jangka panjang.



BAB III
ANALISIS KASUS

Dalam   dunia   persaingan   yang   semakin   meningkat, pemasaran produk smart akan menjamin kelangsungan hidup di pasar. PT.SidoMuncul memiliki nama yang sangat baik dan setia di seluruh Indonesia dan di daerah, dengan pengabdian yang sama untuk pemasaran smart diharapkan bahwa produk perusahaan akan menemukan resepsi serupa di pasar dunia. Pemasaran dilakukan dengan kebijakan dan penghormatan terhadap konsumen, seperti pelayanan yang sesuai, produk herbal yang berkualitas tinggi dan terkenal produk herbalnya.

PT.SidoMuncul pun telah berhasil menguasai pangsa pasar jamu di pasaran lokal, domestik, nasional dan merambah pasarnya ke beberapa negara sehingga produk jamu ini bisa diterima di negara lain, negara penerima produk SidoMuncul bisa merasakan bahkan kebiasaan minum jamu bisa menyehatkan, padahal kebiasaan ini merupakan budaya orang Indonesia dari sejak dulu, sehingga bisa menyesuaikan dengan lingkungan sosial negara lain  dalam membiasakan minum jamu. Jamu sudah merupakan minuman Kesehatan dan makanan suplemen terkenal   dan diandalkan di banyak negara, termasuk Rusia & Eropa Timur Negara, Malaysia, Brunei, Singapura, Swiss, Jepang, Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Oman, Qatar, Bahrain, Aruba. PT. SidoMuncul sendiri dapat menembus pasar dunia dengan melakukan pemasaran global yang tetap memperhatikan faktor lingkungan sosial budaya.






REFERENSI




Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Mengidentifikasi aspek lingkungan ekonomi, pola konsumsi, dan perkembangan pasar global"

Post a Comment