ETIKA BISNIS
MAKALAH PPT
TUGAS 3 KELOMPOK
Disusun Oleh:
NAMA
|
NPM
|
Ova Dwi Gunawan
|
15216700
|
Mohaamad Renaldi
|
14216503
|
Vincentius Johana
|
17216549
|
Robbi Azhima P.P
|
16216638
|
Boy Ponco R
|
11216470
|
Wahyu Siswanto
|
17216593
|
KELAS: 3EA25
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mekanisme
Pengawasan Tingkah Laku Mekanisme dalam pengawasan terhadap para karyawan
sebagai anggota komunitas perusahaan dapat dilakukan berkenaan dengan
kesesualan atau tidaknya tingkah laku anggota tersebut denga budaya yang
dijadikan pedoman korporasi yang bersangkutan. Mekanisme pengawasan
tersebut berbentuk audit sosal sebagai kesimpulan darimonitoring dan evaluasi
yang dilakukan sebelumnya.
Pengawasan
terhadap tingkah laku dan peran karyawan pada dasarnya untukmenciptakan kinerja
karyawan itu sendiri yang mendukung sasaran dan tujuan dari
proses berjalannya perusahaan. Kinerja yang baik adalah ketika tindakan
yang diwujudkan sebagai peran yang sesuai dengan status dalam pranata yang
ada dan sesuai dengan budaya perusahaan yang bersangkutan.
BAB
II
2.1 Stakeholder
Pengertian stakeholder dalam konteks ini adalah
tokoh – tokoh masyarakat baik formal maupun informal, seperti pimpinan
pemerintahan (lokal), tokoh agama, tokoh adat, pimpinan organisasi social dan
seseorang yang dianggap tokoh atau pimpinan yang diakui dalam pranata social
budaya atau suatu lembaga (institusi), baik yang bersifat tradisional maupun
modern.
2.2 Bentuk Stakeholder
• Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh
stakeholder terhadap suatu issu, stakeholder dapat diketegorikan kedalam
beberapa kelompok yaitu stakeholder primer, sekunder dan stakeholder kunci.
·Stakeholder Utama (Primer)
Stakeholder utama merupakan stakeholder yang
memiliki kaitan kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program,
dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses
pengambilan keputusan.
• Stakeholder Pendukung (Sekunder)
Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder
yang tidak memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu
kebijakan, program, dan proyek, tetapi memiliki kepedulian (concern) dan
keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap sikap
masyarakat dan keputusan legal pemerintah.
• Stakeholder Kunci
Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang
memiliki kewenangan secara legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder
kunci yang dimaksud adalah unsur eksekutif sesuai levelnya, legislatif dan
instansi. Stakeholder kunci untuk suatu keputusan untuk suatu proyek level
daerah kabupaten.
2.3
STEREOTYPE, PEJUDICE, STIHMA SOSIAL
Stereotype adalah generalisasi yang tidak akurat
yang didasarkan pada prejudice. Kita semua memegang stereotype terhadap
kelompok orang lain.
§ Contoh dari Stereotype , ketika kita
sudah beranggapan begitu pada suatu suku , maka kita tidak akan menempatkan dia
pada suatu posisi yang kita rasa gak cocok.Sedangkan Prejudice adalah attitude
yang bersifat bahaya dan didasarkan pada generalisasi yang tidak akurat
terhadap sekelompok orang berdasarkan warna kulit, agama,sex, umur , dll.
Berbahaya disini maksudnya attitude tersebut bersifat negative.
§ Contoh dari Prejudice misalnya kita menganggap
setiap orang pada suku tertentu itu malas, pelit , dan lain nya Stigma
sosial adalah tidak diterimanya seseorang pada suatu kelompok karena
kepercayaan bahwa orang tersebut melawan norma yang ada. Stigma sosial
sering menyebabkan pengucilan seseorang ataupun kelompok.
§ Contoh dari stigma social misalnya
sejarah stigma sosial dapat terjadi pada orang yang berbentuk fisik kurang atau
cacat mental, dan juga anak luar kawin, homoseksual atau
pekerjaan yang merupakan nasionalisasi pada agama atau etnis, seperti
menjadi orang Yahudi atau orang Afrika Amerika. Kriminalitas
juga membawa adanya stigma sosial.
2.4
MENGAPA PERUSAHAAN
HARUS BERTANGGUNG JAWAB?
Suatu Organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaanadalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab
terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam
segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan “pembangunan
berkelanjutan“, yakni suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam
melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan
atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan
yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka
yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai
kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara
manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif)
terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
2.5
KOMUNITAS INDONESIA DAN ETIKA BISNIS
Dalam kehdupan komunitas atau komunitas secara
umum, mekanismne pengawasan terhadap tindakan anggota-anggota komunitas
biasanya berupa larangan-larangan dan sanksi-sanksi sosial yang terimplementasi
di dalam atura adat. Sehingga tam[pak bahwa kebudayaanmenjadi sebuah
pedoman bagi berjalannya sebuah proses kehidupan komunitas ataukomunitas.
Tindaka karyawan berkenaan dengan perannya dalam pranata sosial perusahaandapat
menen tukan keberlangsungan aktivitas.
Kelompok komunitas yang terarah yang dilakukan oleh
sebuah organisasi untuk bekerjadengan auditor sosial dalam mereview.
Pemeriksaan sosial dan mengambil tempat dalam pertemuan review.
Buku catatan sosial ;Diartikan oleh informasi yang
rutin dikumpulkan selama setahun untuk mencatat wujuddalam kaitannya pada
pernyataan sasaran sosial.
Stakeholder ;Orang atau kelompok yang mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh aktivitas organisasi atau perusahaan.
Target ;Suatu tingkat keinginan yang dicapai dan
biasanya didasari pada perencanaan yang telahdisusun sebelumnya.
Transparasi ;Sebuah organisasi, dalam perhitungan
yang terbuka dalam perhitungan sosial bahwastakeholder mempunyai pemahaman yang
baik tentang organisasinya dan tingkah lakunyayang diwujudkan dan bagaimana hal
tersebut dilaksanakan.
Triple bottom line ;Sebuah organisasi menciptakan
laporan tahunan yang mencakup finansial, lingkungan dangambaran
sosial. Nilai (value)Kunci dari prinsip-prinsip yang diatur oleh
beroprasinya organisasi dan yang mempengaruhi jalannya organisasi serta
tingkah laku anggota-anggotanya.
Verifikasi ;Sebuah proses dari audit sosial dimana
orang auditor dan laporan auditnya dibuat panel yangmenyertakan perhitungan
sosial dan informasi yang didasari pada apa yang akandilaksanakan dan
pernyataan-pernytaan yang didasari pada kompotensi serta data yangreliabel.
Pernyataan visi ;(sebagai pernyataan misi) sebuah
kalimat atau lebih kalimat yang secara jelas dan nyatamembawa inti dari
organisasi tentang kesiapan serta pengrtian yang mudah diingat.
Kertas informasi ; Auditing sosial mengecek
bahwa kita sudah berada pada jalur yang benar.Audit sosial ;Adalah proses
dimana sebuah organisasi dapat menaksir untuk keberadaan sosialnya,
laporan pada organisasi tersebut dan mningkatkan keberadaannya.
BAB III
Kesimpulan
Berkaitan dengan
pelkasanaan audit sosial, maka sebuah perusahaan atau organisasi harus jelas
terlebih dahulu tentang beberapa aktivitas yang harus dijalankan seperti ;
1. Aktivitas
apa saja yang harus dilakukan sebagai sebuah orgnisasai, dalam hal ini sasaran
apa yang menjadi pokok dari perusahaan yang harus dituju internal maupun
ekstrnal (sasaran)
2. Bagaimana
cara melakukan pencapaian dari sasaran yang dituju tersebut sebagai rangkaian
suatu tindakan (rencana tindakan) yang mengacu pada suatu pola dan rencana yang
sudah disusun sebelumnya.
3. Bagaimana
mengukur dan merekam pokok-pokok yang harus dilakukan berkaitan dengan sasaran
yang dituju, dalam hal ini keluasan dari kegiatan yang dilakukan tersebut
(indikator)
DAFTAR PUSTAKA
Belum ada tanggapan untuk "Hubungan Perusahaan Dengan Stakeholder, Lintas Budaya, Dan Pola Hidup Audit Sosial"
Post a Comment