Kuliah Sambil Membuka Usaha Itu Perlu Bagi Mahasiswa

Kuliah Saja Itu Tidak Cukup



Dalam kehidupan nyata, banyak mahasiswa yang menggap kuliah sambil membuka usaha itu tidak mungkin bisa dilakukan. Sebab, jika kedua hal itu dilakukan maka salah satunya akan mengalami kegagalan atau harus ada yang dikorbankan, entah itu kuliah ataupun bisnis yang di jalaninya. Sebenarnya anggapan ini adalah kesalahan besar. Karena bila kita lihat secara luas, ada banyak sekali mahasiswa yang sukses menjalankan keduanya secara bersama-sama. Mereka dapat meraih prestasi akademik serta lulus dengan IPK yang tinggi dan tentu saja memuaskan sekaligus sukses menjalankan usahanya sampai berkembang pesat.

Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa jadwal kuliah yang padat di tambah tugas-tugas yang menumpuk sering kali membebani mahasiswa seperti Anda. Dan Anda pun mulai merasa pesimis atau tidak percaya diri bisa membuat usaha benar kan?. Pemikiran seperti itu memang tergolong wajar, mengingat Anda sendiri tidak mau mengambil resiko kuliah Anda akan terbengkalai dan mentok ditengah jalan. Hal yang kini perlu Anda lakukan ialah memikirkan cara agar mempunyai pengalaman serta bekal sukses begitu lulus kuliah. Jadi, begitu mendapatkan gelar sarjana, Anda tidak perlu dipusingkan mencari pekerjaan ke sana dan ke sini untuk mendapatkannya. Kalaupun Anda merasa tidak cocok dengan berbagai tawaran pekerjaan, Anda masih bisa mengembangkan usaha yang sejak kuliah telah Anda rintis.

Dengan demikian, mahasiswa jangan sampai sekedar berpikir untuk cepat lulus dengan IPK memuaskan. Iya memang bagaimanapun juga lulus dengan cepat serta mendapatkan IPK yang tinggi adalah impian semua mahasiswa. Namun, hal yang patut Anda sadari bahwa IPK yang tinggi bukan jaminan seorang sarjana mudah mendapatkan pekerjaan.

Perhatikan , ada sebuah kisah yang akan saya ceritakan tentang seorang sarjana bernama Rian. Ia merupakan alumnus sebuah Universitas Negeri terkemuka di kota Jogjakarta. Semasa menjalani kuliah, Rian tergolong mahasiswa yang cerdas karena mampu menyelesaikan studi dalam tempo 3,6 tahun saja serta memiliki IPK 3,65. Selama sepuluh bulan, Rian mengirimkan lamaran ke berbagai macam perusahaan, termasuk mengikuti seleksi calon pegawai negri sipil (CPNS). Pada tahap tes tertulis, ia selalu lolos. Namun setelah dilakukan tes wawancara dan piskotes, kegagalan demi kegagalan pun sering dialaminya. Setelah sekian lama menganggur, akhirnya dia rela menjalani pekerjaan di luar bidang keahliannya, yaitu tenaga mesin industri. Padahal, kemampuan yang dimilikinya adalah bisnis pemasaran.

Pertanyaannya, mengapa Rian bisa gagal mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah, padahal dia kan cardas dan mempunyai IPK yang tinggi? Menurut pengakuannya sendiri, hal itu disebabkan semasa masih menjalani kuliah Rian hanya sibuk mengikuti kuliah dan mengerjakan tugas saja. Ia tidak pernah menyediakan waktu untuk mengembangkan bakat di luar dunia akademik. Ia juga lupa untuk mempersiapkan bekal setelah lulus kuliah. Akibatnya, dia mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai bakat akademiknya atau yang dia inginkan.

Pengalaman Rian sangat berbanding terbalik dengan pengalaman yang dialami oleh Windia. Ia hanyalah lulusan dari salah satu Universitas swasta di kota Jakarta. Meskipun baru lulus setelah menyelesaikan kuliah dalam tempo waktu 5 tahun dan hanya memiliki IPK 3.00, tetapi Windia jauh lebih beruntung dari pada Rian. Karena, saat masih menjadi mahasiswi semester 2, Windia sudah mampu hidup mandiri dengan membuka usaha kreasi kerudung modis. Produk tersebut awalnya hanya di tawarkan kepada teman-teman kos dan mahasiswa dikampusnya saja. Usahanya kini makin berkembang ketika ia memasang iklan di internet dan membuat webset toko onlineshop. Sejak saat itu, Windia sudah mengantongi uang saku hasil kerja kerasnya sendiri yang jumlahnya terus bertambah.

Bagaimana Windia bisa menjalankan usahanya itu saat kuliah? Ternyata, ia menawarkan produknya itu di sela-sela waktu kuliah serta pada malam hari. Bahkan, pada saat libur kuliah, Windia rajin menjual dan menawarkan produknya secara langsung di gelanggang olahraga atau di pusat keramaian kampus. Dan setelah semakin menginjak semester akhir, ternyata usaha Windia kian menjanjikan. Sejak saat itu, Windia mampu membiayai kuliah  dengan usahanya sendiri hingga lulus serta mampu mencukupi kebutuhan bulanannya. Setelah lulus dengan IPK 3.00, ia langsung diterima bekerja di perusahaan stasiun TV swasta terbesar di Jakarta. Meskipun begitu, usaha kreasi kerudung modisnya masih tetap terus dijalankan oleh para kariyawannnya.

Dengan melihat dan membaca cerita di atas maka dapat disimpulkan bahwa, untuk dapat sukses selepas lulus kuliah, waktu studi yang singkat serta mendapatkan IPK yang tinggi tentu saja tidak cukup. Artinya, Anda membutuhkan kelebihan lain selain dalam hal teori kuliah. Nah kelebihan itu bisa kita dapat dari menjalankan aktivitas yang bermanfaat di luar waktu kuliah, salah satunya yaitu membuka usaha. Dengan merintis suatu usaha bisnis, Anda akan memiliki banyak pengalaman yang kemungkinanan besar dapat berguna untuk mencapai kesuksesan begitu menyandang gelar sarjana.

Pemilik perusahaan atau penguji wawancara kerja akan lebih yakin untuk menerima Anda sebagai kariyawan jika semasa kuliah Anda tidak hanya sibuk mengurusi kegiatan akademik saja. Inilah salah satu inspirasi Anda mencoba dunia usaha selagi masih bersetatus mahasiswa. Melalui cara ini, Anda akan dinilai sudah banyak mengenyam pengalaman kerja secara langsung. Dengan demikian, ketika Anda diterima bekerja di suatu instansi atau perusahaan, Anda mampu membawa kemajuan yang signifikan baik bagi diri sendiri maupun perusahaan atau instansi yang menerima Anda bekerja.



Terimakasih banyak telah berkunjung dan membaca artikel kali ini semoga bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kalian hari ini saya akhiri wasalam and see you later...\^o^/.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kuliah Sambil Membuka Usaha Itu Perlu Bagi Mahasiswa"

Post a Comment